Quarter Life Crisis (part 1) : Life, whats next?
Sore tadi saat sedang bersih bersih rumah terlintas satu hal, september nanti ternyata saya sudah 22 tahun, bukan 21 tahun seperti yang selama ini saya pikir. Ternyata di otak ada korupsi satu tahun ha hahaha.
Yah kesimpulannya sebentar lagi saya akan memasuki masa masa seperempat abad alias quarter life crisis, Masa masa orang bingung mencari jati diri lagi, masa masa penuh gundah dan ketakutan sebelum masuk ke stage hidup yang selanjutnya. Masa masa orang mulai bertanya tentang hidup, karir dan cinta.
Sesungguhnya sih tanda tandanya sudah mulai kelihatan. Ini ada beberapa hal yang jadi indikasinya
Mulai bertanya, setelah ini mau apa?
Untuk orang orang yang sedang semester akhir seperti saya ada dua hal yang akan segera di hadapi, yang jelas yaitu skripsi (yang kalau kata anak anak sih skripsweet hahaah) dan yang kedua masa setelah itu, saya akan ngapain, kerja atau lanjut kuliah. Kalau kerja memangnya saya sudah siap, saya punya bekal apa, terlebih saya sudah habiskan seluruh hidup untuk sekolah apa saya siap buat kembali pada kehidupan nyata? Apakah saya akan baik baik saja? Apakah saya bisa?. Pada pilihan kedua untuk lanjut kuliah juga muncul pertanyaan, memang saya sanggup buat lanjut kuliah? Dananya dari mana? Kok saya sudah jenuh ya buat sekolah?.
Jawaban untuk seluruh pertanyaan di atas bervariasi tergantung yang menjalani kalau saya sih, begini:
saya punya bekal apa, terlebih saya sudah habiskan seluruh hidup untuk sekolah apa saya siap buat kembali pada kehidupan nyata?
Saya merasa otak saya kosong tak ada isinya dan saya sungguh gugup dan tak percaya diri
Apakah saya akan baik baik saja?
Saya yakin saya akan baik baik saja paling tidak saya pasti akan melewati semua ini walaupun berat. Badai pasti berlalu
Apakah saya bisa?
Harusnya saya bisa, okke otak saya kosong tapi saya seorang fighter, tak ada kata menyerah.
Jadi kesimpulannya adalah dua pertiga baik, namun masih belum benar benar baik .
Pada pilihan kedua
memang saya sanggup buat lanjut kuliah?
Aduh selama saya kuliah saya ngga ngerti apa apa, oke IPK saya 3.65 tapi saya tau benar apa yang ada dalam otak. Kosong
Dananya dari mana?
Sementara belum ada dana, bisa sih perjuangin beasiswa, tapi menilik diri sendiri kok ngga yakin ya saya mau buat cari beasiswa, terlalu effortless.
Kok saya sudah jenuh ya buat sekolah?
Sebenarnya nggak juga, saya suka belajar kok, apa lagi kalau itu bisa mengundur satu stage lagi dalam hidup. Hemmm
Okke ini buat part satu. Buat dua yang lainnya aku tulis kapan kapan ya, masih panjang kok masanya hahahah
Comments
Post a Comment