Explanation
Setelah aku fikir, kukira aku memang sedikit perlu menjelaskan secara
ringkas mengenai pilihan pilihanku, aku tau memang pada akhirnya ini tidak
merubah apapun, jujur saja memang ada banyak perbedaan ditiap individu, karena
itulah setiap orang itu unik, karena setiap orang punya karakter yang special. Konsekwensinya,
setiap orang pasti punya sisi aneh. Harusnya antar orang aneh jika berinteraksi
akan menjadi normal, tapi ternyata tidak, berarti kita punya sisi aneh yang
berbeda, mudahnya begitu.
Entah mengapa, sangat sulit menjelaskan pada orang lain
tentang apa yang ada diotakku, pertama memang pada orang yang dasarnya memiliki
pola pikir yang berbeda akan sulit saling memahamkan, berbeda polaritas, kutub
dan kecenderungan berfikirnya berbeda. Kedua, aku lebih suka hemat waktu,
menjelaskan sesuatu pada orang yang sudah membuat label dan deskribsi untuk
diri kita hanya akan berakhir pada kata “ALASAN”, hahaha jadi buat apa repot
repot menjelaskan sesuatu pada orang yang memang tidak akan mendengarkan?, yaa,
lainnya masih banyak sih, tapi kurasa itu cukup.
Boleh aku bertanya?, kalau kamu cewek, kapan sih sebenarnya
kamu boleh cantik?, atau harus cantik?, setauku kalau sudah nikah ya disepan
suamimu, makanya, aku berani bilang aku bisa makeup, aku hanya tidak mau saja,
aku hanya ingin jadi terlihat baik, nanti, kepada yang berhak melihat kau
cantik. Oh iya, aku pernah lagi, lagi kuliah ini, pernah aku berpakaian “baik”
dalam parameter umum, sayangnya, justru itu mengundang tangan ga bener buat “nggladik”,
sejak itu aku memutusakn menjadi saya yang kamu lihat saat ini, baru ngerti
nggak?
Yang lain lagi, soal pulang. Kalau cewek sudah nikah,
baktinya berubah dari orang tuanya ke suaminya, jelas kan kamu tau ini, jadi
ketika menikah, saya punya kewajiban taat pada suami saya nanti, sehingga jika
suami saya meminta untuk ditemani di tempat yang jauh, insyaalloh saya ikud. Kerana
itu, sekarang, disaat saya masih dekat rumah, jika orang tua saya bilang “nduk
pulang”, ya sudah saya pulang. Itu bagian bakti saya ke orang tua, dan jujur
saja, keluarga kami dalam keadaan kurang baik, jadi saya sering pulang untuk
menguatkan hati adik dan ibu saya. Kamu pernah tidak merasakan itu?. Jikalau saya
kemudian saya hanya bilang menyiram bunga, hahah, yaa, saya hanya memang
sebenarnya kurang berkenan menjelaskan saja, jika saya menjelaskan, jadinya
saya akan kalian pandang menggurui, sedang soal masalah keluarga, jujur saya
malas membaginya. Semoga garis besar ini sudah cukup memahamkanmu.
Yang lain lagi, soal bersih atau kotor, ya ini relative sih.
Dalam parameterku, satu aku tidak pernah meninggalkan kamar dalam keadaan kotor
kecuali kalau memang kondisinya tidak memungkinkan. Tapi yang ini sadar sih, maksudku
ada orang yang sangat bersih, sedang aku hanya secukupnya saja.
Yang lain lagi, ini jujur aku sangat tidak suka. Aku mengenal
diriku sendiri, dan aku memang orang yang bekerja di Injury time, serius
begitu, iya aku ngawur, tapi aku ngawur pake ilmu. Kalau malam hari kamu Tanya aku
sudah selesai apa belum, dan aku jawab belum, ya artinya memang belum. Kalau pagi
aku selesai, artinya memang itu kerjaan dadakan. Aku nakal pake ilmu, that’s the
key. Aku tau sampai batas mana aku bisa bekerja, mengestimasikan apa yang bisa
aku lakukan. Sama seperti skripsi, aku tau aku tidak mampu kerja mendadak,
makanya aku ikud lembur.
Satu lagi, bicara dengan benda. Aku sudah bilangkan ada
studi ilmiah yang menyebutkan bahwa air yang didoakan baik maka struktur
kristalnya jadi baik dan teratur, dan jika di katai buruk akan rusak dan tidak
teratur, selain itu semua yang diciptakan Alloh itu mahluk, yang mana mahluk
itu punya tugas untuk menyembahNya, jadi pada dasarnya tiap mahluk itu hidup. Jadi
yaa, pertama ya aku memang merasakan, benda yang kita ajak bicara jadi
koperatif, barang kali memang itu hanya sugestiku, but its work right?, this: https://saripedia.wordpress.com/tag/dr-masaru-emoto-penemu-hado/
Ada banyak hal yang lalinnya, tapi intinya satu, you may to
asking if you don’t know. Ok?. Sebenarnya ini bukan masalah juga sih, toh aku
ngga ambil ati, karena menurutku setiap individu itu unik, orang lain bebas berpendapat dan berasumsi. Hanya
saja, perilaku labeling itu kurang baik, baik label positif atau negative,
keduanya cenderung menjadikan hal negative.
Comments
Post a Comment