Some Question
Sore ini aku bertemu dengan kawan lama, seperti biasa kami
akan saling bertukar pendapat, diskusi ringan mengenai banyak hal, namu salah
satu topic favorit kami tentu saja adalah mempertanyakan mengenai hidup. Bertanya
Tanya, hidup itu apa, unutk apa, kenapa, mengapa, pertanyaan apapun mengenai
hidup, walaupun pada akhirnya kami tidak menemukan sesuatu yang pasti, paling
tidak kemi bisa mendapatkan sudut pandang baru, that’s the point.
Pertanyaan awal di lontarkan
“Menurutmu tuhan itu ada berapa, benar satu atau tidak?”
Dan jawabku jelas, aku tidak tahu. Aku hanya tahu dari teori
bawa tuhan itu satu, sebagai seorang muslim aku harus percaya pada Alquran,
yang dalam salah satu suratnya menyebutkan “Allohu Ahad”, Alloh yang maha
tunggal.
“lalu tunggal yang seperti apa?”
Kali ini aku terdiam, bagaimana menjawabnya, jika di izinkan
mensifati tuhan, maka dari sekian banyak sifat Alloh, salah satunya adalah
berbeda dengan mahluk, sedangkan apapun yang di ciptakan Alloh artinya adalah
mahluk, hal ini juga berarti bahwa apapun yang dapat aku fikirkan adalah
mahluk. Jadi, aku tidak akan bisa mendefinisikan tuhan itu seperti apa, karena
apapun deskribsiku, pasti bukan itu. Alloh itu adalah apapun selain yang bisa
aku fikirkan. Akhirnya aku hanya menjawab, aku tidak tahu dan aku tidak berani
berfikir hingga kesana, kenapa kamu bertanya begitu?
“jika kita menyembah tuhan, sedang kita tidak tahu tuhan itu
seperti apa, bagaimana kita tahu cara menyembahnya”
Aku paham maksud temanku, ini bukan tentang tata cara ibadah
yang disebut dalam AlQuran, ini soal esensi, bukan secara material. Dan lagi
lagi aku berfikir, iya, jika aku asumsikan pada manusia, katakan seorang
bernama Ana menyukai buah melon, dan tidak suka buah apel, maka jika kita ingin
menjadi disukai Ana maka kita tentu akan memberi Ana melon, bukan apel,
untungnya Alloh itu berbeda dengan mahluk ya. Tapi tentu saja, kita yang
terlalu kecil ini hanya bisa berfikir sejauh yang kita mampu. Sedang ya ajar manusia
itu tidak tahu. Pertanyaan di lontar lagi
“Jika kita melihat bintang, apa yang sebenarnya kita lihat,
masa lalu, masa depan, atau saat ini?”
Hem, soal ini aku tahu, cahaya yang kita terima saat ini
adalah sinar yang di pancarkan bintang di waktu lau sesuai jarak bintang itu
dari kita, jika jaraknya lima tahun cahaya, ya berarti yang kita lihat adalah
bintang di lima tahun yang lalu, jika jaraknya sejuta tahun cahaya, ya artinya
kita melihat bintang itu sejuta tahun lalu, dan kita tidak tahu apa yang sedang
terjadi dengan bintang itu saat ini, apakah dia sudah musnah, atau jadi Red
Giant, atau jadi black hole. Tapi jika melihatnya sekarang, tentu saja yang
kita lihat adalah saat ini, karena, cahaya itu sampai memang saat ini, kita
sedang berbicara soal datangnya cahaya, jadi ya dalam hal ini tergantung sudut
pandangnya.
“hidup adalah rangkaian puzzle, yang tugas kita adalah
merangkainya. Menyusunnya hingga kita tahu apa yang tergambar dari puzzle itu”
Comments
Post a Comment