Posts

Showing posts from 2019

Foto

Image
Dari pada hape penuh, lebih baik memanfaan blogger kan ya. Ini ceritanya aku lagi nemenin ibu buat cek up. Semacam di leher ada gondok (Yang kata dokter ternyata kista) Tapi hasil lab nya normal

Wawancara

Image
Hari ini nge fix in menejemen sih. Alhamdulillah lumayan selesai. Terus pos pos yang kosong sudah mulai ter isi. Tadi ada wawancara juga Numpang narsis doang habaha

Galery

Image
Jadi ceritanya tadi lagi ada seminar gitu. Terus aku jenuh dong, kan dari jam 8 sampe satu. Maka jadilah aku ke mushala. Selfi hahaha.

Prospagnosia stories

Image
Its a story sih, jadi jumat kemaren aku lagi bosen banget. Pas istirahat keluar kelas langsung jalan jauh ke kolam sendirian. Ngelamun kosong aja liat langit sama burung dara yang di lepas liar di kampus. Abis waktu istirahat udah tinggal dua menit aku jalan balik ke kelas dong, tapi inget belum sholat ashar. Akhirnya jalan lurus arah mushala. Ada anak duduk di bawah tiang main laptop. Aku bisa liat wajahnya cuma ga bisa mengenali. Bajunya sih kaya iko, temen sebangku ku, rambut gondrong di kuncir satu pake batik coklat. Beneran sih, pas aku udah balik ke kelas gitu. Baju itu adalah yang di pake iko, berarti yang aku lihat lagi main laptop tadi emang iko. Susah emang ga bisa mengenali wajah orang, bahkan temen sebangku sekalipun aku ga bisa identifikasi

Dingin

Image
Tuhan memanggil sayup sayup Berseling suara anak ayam berkecipak Sahut menyahut tak berhenti Jalin menjalin bagai tali temali Aku ketakutan Aku kedinginan Aku mau lari Aku sepi Jangan tarikku di keramaian Aku mau hening Biar sepi ini sekalian mengiris jiwa Biar lebur sakit ini, musnah

Pulang

Image
Aku ingin pulang, kerumah itu Tempat teduh yang berpagar pohon jambu Tapi di jalan aku tersesat Kemana aku harus melangkah Mana jalan yang harus ku pilih, tanjakan atau turunan Keduanya sama aku buta Mana jalan yang harus ku pilih, Bintang di kelam malam atau mendung seperti kapas di biru langit Keduanya aku ragu Mana jalan yang harus ku pilih, Memelukmu erat hingga tercekat, atau melepasmu lalu sepi Aku tak mau keduanya Karena aku hanya ingin pulang. Menggenggam tanganmu dan duduk  bersama Seperti dulu dulu

Kamu yang memilih pergi

Image
Kamu memutuskan untuk acuh Berhenti peduli lalu pergi Enggan menengok lagi tapi aku melihat wajahmu Jika memang pilihanmulah untuk meninggalkanku Maka jangan memasang muka itu Jangan terlihat bersedih Jangan terlihat tersakiti Jangan terlihat kesepian Karena kamulah yang memilih pergi Jangan membuatku merasa harus mengejarmu Karena disini, aku juga luka

Waktunya telah tiba

Image
Bagaimana caranya agar kamu mengerti. Aku pergi agar kamu tak tersakiti. Aku tak mau kamu terluka. Lalu menahan perih tak terkira Maafkan aku. Kupikir ku siap membuka lembaran baru. Membuka hati untuk memulai lagi. Tapi tidak. Sayangnya tidak. Jiwaku masih terkunci. Pada satu wanita yang masih tetap aku cintai. Bahkan setelah setahun dia pergi. Bahkan saat ku tau dia tak kembali. Maaf. Maafkan aku. Kamu pasti bertanya kenapa aku dingin begini. Tiba tiba acuh dan tak peduli. Menghilang dari hidupmu bak ditelan bumi. Aku ingin memutus kepalsuan, Rasa sayangku yang pura pura, padahal dirimu sungguh menyayangiku Karena ku sadar, kamu hanya pelampiasanku.  Dan wanita wanita yang menghiburku. Mencoba bertahan pada kemungkinan kemungkinan. Berharap bisa menyembuhkan hatiku yang luka. Barangkali aku akan terima karmanya. Berdosa menyakiti wanita sebaik kamu. Karenanya aku memilih berhenti sekarang. Sebelum lukamu semakin dalam.

Opini : tentang adat dan realita

Aku mengenal orang yang berjuang mempertahankan adat dan seluruh kearifan lokalnya. Menyuarakan tentang ekologi dan ekosistem asli. Menolak hal hal yang 'katanya' adalah moderenisasi. Berusaha mempertahankan tanah adat dan seluruh sumberdaya. Baik tanah, bumi, udara, alam dan manusiannya Aku mengenal orang yang berjuang untuk membuat apa yang disebut 'moderenisasi', mempercepat pembangunan, membangun akses jalan, tata kota yang maju. Menebarkan pemikiran pemikiran dengan ilmu pengetahuan terkini, menerapkan hasil hasil penelitian. Mengimbangi ledakan penduduk dengan sarana yang mereka butuhkan agar dapat menopang hajat hidup orang banyak. Keduanya sama sama baik. Sama sama berkeinginan memberi manfaat kepada orang lain, sama sama memperjuangkan kebaikan. Namun. Seringkali keduanya adalah hal yang bertentangan. Barangkali seperti dua kutub magnet yang sama, sama sama positif, tapi saling tolak menolak. Apakah memang sudah sunatullah nya begitu? Lantas, mana yang ke

Ruang waktu

Lorong panjang. Jalannya tanpa ujung. Lurus. Tak berbelok Didepan gelap Di belakang pekat Yang tengah bercahaya Yang terlihat di sekitarku hanya pilar pilar Tinggi kelabu Menjulang Dingin Aku ketakutan Kemana aku harus lari?

Ruang sepi

Kemana aku harus mencari Engkau yang dekat tapi jauh Engkau yang kurindukan Tapi tak bisa kutemui Aku menangis Kebingungan dan tersesat Engkau ingin aku gapai Tapi tanganku tak sampai. Aku hanya bisa melolong Bicara pada angin di gelap malam Di antara napasku yang terputus Bagaimana caranya untuk bertemu?

Milik siapa

Bilik sepi itu sekarang milik siapa Tempat dulu bercengkrama Antara aku dan tuhanku Sekarang milik siapa? Sejak sujudku, sholatku ibadahku Kau khotbahkan bukan lagi "Lillahi ta ala" Tapi jadi "tetanggamu ta ala" "Nilai ta ala" Ruang hening itu kini milik siapa Mengapa yang antara aku dan tuhanku pun Sekarang jadi masalah untukmu Lalu sekarang siapa yang bertanggung jawab Jika heningku hilang jadi amarah Jika syahdu musnah Berganti jadi "lihatlah aku!"