Posts

Showing posts from July, 2017

I am okay

Sekarang hari jumat, sudah siap siap buat hari selasa hahaha. Mulai ndredek sih, tapi aku benar, if I on my time, I show off hahaha. I more like to being like this for several time. And after that, I wish I can focus again. Forgeting every fear I have. Forgeting every pain I feel. I love adventure, and just cause I have to stay, than I will stay. I know I can. I always belive on God. And if God set the role for me, what should you do? I know I can. Sure Than dont worry min, just let it flow. Now here, I am okay. Dont worry I know very well how to face the pain, I know so well how to manage it. Everything will be all right. Semangat mimin sepuluh taun lagi. Sekarang aku sedang berjuang buat hidupmu yang lebih baik. Jangan khawatir ya.

Menunggu

Image
Aku sudah menunggumu sekian lama, paling spesifik sejak jumat lalu, lebih luas lagi sejak empat tahun aku kuliah disini, dan lebih luas lagi, sejak seumur hidupku. Sejujurnya ini bukan masa yang buruk, aku suka menanti, jadi sejujurnya menanti bukan suatu yang aku permasalahkan. Jika aku sudah menunggumu di dua puluh satu nyaris dua puluh dua tahun hidupku, apa masalahnya jika harus menunggu sehari dua hari lagi. Sayangnya, sistem tidak begitu. Ia ketat dalam membatasi, tak besuk, tak lusa, maka tunggu saja tiga bulan lagi. Karenanya aku memilih menunggu sedikit lagi, dan sedikit lagi. Aku suka menunggu, mengapa tidak untuk yang terbaik datang? Lagi, sekarang pertanyaannya. Apa iya memang yang di tunggu itu yang terbaik?

Kesadaran

Image
Teringat dulu masa SMA, di sebuah kelas Biologi. Kami sedang melakukan presentasi, barangkali soal saraf sadar dan tidak sadar. Tau kan, bahwa otot jantung itu bekerja tidak sadar, dan otot motorik bekerja sadar. Kami saling berdebat, hingga aku bertanya, "lha kalau begitu, kenapa ada kesadaran, kenapa ada saat kita menyadari sesuatu, dan tidak. Contohnya, kita reflek mengedipkan mata (tidak sadar), namun kita bisa juga secara sadar mengedipkan mata" Dan kemudian sekelas mulai menertawakanku. Menganggap konyol pertanyaanku. Terlalu konyol untuk anak SMA. Aku ingat momen itu, karena itu adalah salah satu kejadian yang membuatku mulai berhenti bertanya. Yaa, pada akhirnya aku hanya menghibur diri dengan mengatakan, toh jika aku tidak tau kenapa ada kesadaran atau tidak, itu tidak mengubah apapun, yang ada jika aku masih bertanya, aku akan semakin ditertawakan. Terkadang ada titik lelah karena aku selalu bertanya tanya mengenai banyak hal, yang bagi orang lain itu konyol. Ya

Chains

Siang ini aku menemukan salah satu chains nya. Salah satu yang utama yaitu, mereka memandang hidup dengan cara yang berbeda. Aku melihat hidup sebagai suatu hal yang harus difikirkan, di cari apa dan mengapanya. Sehingga ya, ada aspek aspek yang aku prioritaskan, jadi aspek yang "terlihat" kurang di prioritaskan. Seperti soal agama, ini jadi prioritas utama bagiku. Yang lain tertinggal akan aku ilhlaskan dulu, tapi asal paling tidak, tidak sampai meninggalkan shalat. But, ya teman yang lain ada yang berbeda. Intinya memang fondasi dasarnya sudah berbeda. Sehingga, untuk ke atasnya akan memiliki aplikasi yang berbeda. Jujur saja tentu akan jadi aneh jika aku memaksakan agar kami sama, karena aku melawan kodratNya yang memang menciptakan manusia berbeda beda

Explanation

Setelah aku fikir, kukira aku  memang sedikit perlu menjelaskan secara ringkas mengenai pilihan pilihanku, aku tau memang pada akhirnya ini tidak merubah apapun, jujur saja memang ada banyak perbedaan ditiap individu, karena itulah setiap orang itu unik, karena setiap orang punya karakter yang special. Konsekwensinya, setiap orang pasti punya sisi aneh. Harusnya antar orang aneh jika berinteraksi akan menjadi normal, tapi ternyata tidak, berarti kita punya sisi aneh yang berbeda, mudahnya begitu. Entah mengapa, sangat sulit menjelaskan pada orang lain tentang apa yang ada diotakku, pertama memang pada orang yang dasarnya memiliki pola pikir yang berbeda akan sulit saling memahamkan, berbeda polaritas, kutub dan kecenderungan berfikirnya berbeda. Kedua, aku lebih suka hemat waktu, menjelaskan sesuatu pada orang yang sudah membuat label dan deskribsi untuk diri kita hanya akan berakhir pada kata “ALASAN”, hahaha jadi buat apa repot repot menjelaskan sesuatu pada orang yang memang tida

Some Question

Sore ini aku bertemu dengan kawan lama, seperti biasa kami akan saling bertukar pendapat, diskusi ringan mengenai banyak hal, namu salah satu topic favorit kami tentu saja adalah mempertanyakan mengenai hidup. Bertanya Tanya, hidup itu apa, unutk apa, kenapa, mengapa, pertanyaan apapun mengenai hidup, walaupun pada akhirnya kami tidak menemukan sesuatu yang pasti, paling tidak kemi bisa mendapatkan sudut pandang baru, that’s the point. Pertanyaan awal di lontarkan “Menurutmu tuhan itu ada berapa, benar satu atau tidak?” Dan jawabku jelas, aku tidak tahu. Aku hanya tahu dari teori bawa tuhan itu satu, sebagai seorang muslim aku harus percaya pada Alquran, yang dalam salah satu suratnya menyebutkan “Allohu Ahad”, Alloh yang maha tunggal. “lalu tunggal yang seperti apa?” Kali ini aku terdiam, bagaimana menjawabnya, jika di izinkan mensifati tuhan, maka dari sekian banyak sifat Alloh, salah satunya adalah berbeda dengan mahluk, sedangkan apapun yang di ciptakan Alloh artinya ada

Thats

I dont think I need to explain everything about my life to all of them. Kurasa ya, jujur saja pasti bisa difikirkan, bahwa, menghabiskan empat jam di jalan hanya untuk menyiram bunga, apakah logis? Jika tidak logis, tidakkah kamu ingin bertanya mengapa? Pernahkah kamu berfikir bahwa artinya orang lain itu merasa permasalahannya tidak bisa di jelaskan padamu, atau kamu memang memilih menerima mentah mentah?. Udah. Itu aja. Maka kenapa aku pulang, apa alasannya, aku lebih suka memberi alasan bodoh. Toh apa pedulimu? Seperti persis, aku yang selalu di bilang tidak peduli. Clear? "Alasan ga masuk akal, pulang karena nyiram bunga" "Kamu ga bisa memenejemen waktu dengan baik" "Sudahlah, dia juga ngga akan mendengarkan kata katamu. Kasih aja dia contoh" "Bla bla blaaaa" Who care, aku malas menjelaskan, konsekwensinya, ya sudah, kalian tidak akan memahami apa yang terjadi. Konsekwensi lainnya adalah kalian akan tetap berfikir begitu. So what hahah

My Promise

Tiit, aku dulu pernah berjanji akan pergi dari kalian kan? , tapi aku meminta waktu untuk bersih bersih. Ingat?. Sekarang aku sedang dalam proses menjauh itu, look, aku sudah berusaha tidak berinteraksi seperti dulu. Semoga dengan ini, aku menepati janjiku. Iya, aku pasti sedikit sedikit masih berbicara, tapi jangan khawatir, kamu tidak perlu lagi berfikir aku merebut sahabatmu, karena bila aku berjanji, aku belajar dan berusaha menepati. Jadi tenang saja, aku memang tidak pernah merebut sahabatmu, dan sesuai permintaanmu, dan janjiku dulu, iya aku pasti menjauh. Look, aku sudah berhenti peduli. Semoga ini cukup, karena aku juga tak mau nanti aku mati di tagih janji janji, yang memang sudah banyak aku janjikan. Tapi lupa aku lakukan. Ah iya, dia sangat berarti bagimu kan?, aku sudah mengumpulakn foto foto kalian, yang aku ambil candid. Look nice hahaha. Ku rasa itu bisa jadi kado wisuda yang bagus. As dia sesuatu yang sangat berarti bagimu kan? Once again, dont worry. Jika ada laki

Finally .

Oh, ternyata memang sudah dari awalnya kita berbeda. Atau justru terlalu sama?. Aku bukan seorang yang akan dengan senang hati mengiyakan kata katamu, tidak jika memang itu tidak sesuai dengan pendapatku. Tapi tenang saja, ada hari (seperti saat ini) dimana aku akan mengiyakan seluruh kata katamu, karena aku sudah tidak peduli lagi tentang apa yang kamu katakan. Aku memilih berhenti peduli padamu, omongammu sudah semakin mirip dengan angin sore yang sekedar lewat di telingaku. Kamu tau, baru saja aku membuka rekaman rekaman lama, ada salah satunya percakapan kita. Kukira itu pembicaraan kita saat kita di pojok simpang jalan depan Student Activity Center (SAC), salah satu poinnya, ya memang kita berbeda. Jika aku tanah, kamu langitnya, kita bisa berdampingan, tapi memang tak akan pernah bisa bersatu, selalu ada batas di antaranya. Dalam beberapa hal kita terlalu sama, kurasa kamu juga mengakui itu, seperti yang kamu bilang saat kita ada di gedung matematika. Kamu bertanya "Mba

Riska nisfu laili

Untuk sodaraku, yang malam ini menghabiskan waktu dengan bertanya tanya. Jika kamu bertanya padaku kenapa perempuan harus begini harus begitu, mesti begini mesti begitu, aku juga tidak tau jawabnya, seringnya aku mendengar jawaban memang kodratnya begitu. Apa penjelasannya, lagi lagi yang muncul hanyalah sudah kodratnya begitu. Tapi aku kira itu soal adat saja, dimana disini memang hidup perempuan akan banyak dilihat sebagai macak, masak, manak. Dan perempuan perempuan yang bertanya "mengapa begitu", pada akhirnya akan masuk kepusaran itu juga, sayangnya memang sudah jadi warisan nenek moyang dan adat kebiasaan, bukan selamanya akan begitu, tapi sekarang memang masih begitu Atas nama adat dan atas nama "orang normal", kita sering berbicara ngawur tentang orang, menilai aneh dan salah tindakan orang, ya memang sudah auto set dari lahir, persepsi atas kebenaran di bangun hingga merasuk di alam bawah sadar, menjadikan parameter kebenaran persis apa yang kita terima,

KESIMPULAN SKRIPSI

Sistem telemetri di buat dengan media trasmisi wire dan wireless. Pada media wire pengujian dilakukan dengan lebih dari satu pengguna (multiclient), hasilnya pada interval waktu request data 500ms, 1000ms, dan 5000ms,  pengiriman data berhasil dilakukan .sedang pada 250ms terjadi error. Pada media wireless diuji dengan single client dan multiclient, dimana keduanya di uji pada range sinyal satu(poor) hinga lima (excellent), hasilnya baik pada single client maupun multiclient  pada range sinyal 5 (excellent) hingga 2(good) dengan interval data request tiap 500ms, 1000ms, dan 5000ms berhasil di lakukan. Sedangkan pada kuat sinyal 1(poor) dan interval 250ms terjadi error

Dress Up!

Hem, aku mau menuliskan apa yang sedang aku coba jalani saat ini. Salah satunya mengenai cara berpakaian. Seorang teman, namanya amry membantu saya membuka sedikit kotak di kepalaku. Awalnya di suatu sore, menuju malam. Sudah menuju deadline skripsi harus selesai, aku yang punya kebiasaan melepaskan sampah di otak dengan membersihkan lingkungan , mulai menata ruang lab. Dan temanku ini melihat dengan cara sedikit heran dan menertawakan. Aku bertanya padanya, ada apa dia melihatku seperti itu, dan jawabnya "Tumben kamu bersih bersih" Itu menjadi titik balik buatku. Sebelumnya ada banyak kejadian lain. Seperti dosenku yang ngomel ngomel padaku. Ceritanya malam itu aku, titah dan amry sedang lembur dan mereka pulang jam tiga pagi, sebelum pulang amry minum air dan di letakkan di "mejaku" yang berisi set komputer di atasnya, paginya pak dosen hendak mem-print dokumen. Barangkali dalam keadaan sedikit pusing, si bapak kesal melihat ada botol air di dekat printer. Dan

Kamuflase

1 Juli 2017 Entah kenapa, aku merasa Alloh memudahkan kerjaanku. Mudah luar biasa dimudahkan. Algamdulillah Ya, udah gitu aku ga ngerti syukur lagi hahaha. Ya wes lah pasrah, nemang aku belum bener, masih on the way buat jadi baik. Adaa aja bantuan datang untukku, dan badanku alhamdulillah kooperatif, bisa di ajak bekerja. Capek? Iya lah tapi seneng. Seneng? Hahaha, bingung nih. Yes, ada yang hampa lagi disana, mau gimana lagi coba. Sejak pertengkaran terakhir kemarin aku mati rasa lagi, zombie lagi. Hidup ya hidup, tapi ada yang beku disana. Ini hanya soal waktu sebelum mungkin aku berhenti pakai hati. Semoga sebelum aku jadi begitu, Alloh berkenan mempertemukan ku dengan jodohku #eaak# supaya hatiku ga bener bener beku mati rasa. Dirumah aku seolah olah bingung dengan skripsiku, bergaya, terutama di depan ibuk, kalau aku sedang stres skripsi, sejujurnya mungkin iya. Tapi levelnya rendah, sebenarnya itu lagi lagi hanya kamuflaseku untuk menutupi ketakutan dan stresku terhadap kon

Getas

10/7/2017 Ada kalanya aku merasa beruntung. Lahir di keluarga yang begini, membangun aku menjadi orang yang getas pada rasa sakit. Dan mungkin memang lupa pada rasa sakit. Aku berhasil selalu tertawa, atau paling tidak menertawakan sesuatu. Sakitku adalah bagian dari proses, yang perihnya bisa kunikmati pelan pelan.

Lelah

Rasa sakit ini, biar Alloh yang sembuhkan. Biar aku memohon saja pada Alloh.. Toh pada akhirnya memang kita harus tegak sendirian. Benar ada banyak orang yang mendukung, tapi pada akhirnya kita harus berdiri sendiri. Hidup ini hanya soal waktu, dari tiada menuju seolah ada, dan berakhir pada pembalasan. Jika hari itu datang, semoga alloh masih menyayangiku, dan menjauhkanku dari seluruh rasa sakit itu