Broken

Hari ini saya lulus. Tapi, alih alih bahagia, senang, tertawa. Saya sebaliknya. Mungkin, karena badan ssdang tidak fit. Inkubasi flu.  Dan yaaa, ada masalah "sosial" dengan teman. Jadi lebih sensitif.

Pernahkah kamu merasa, dirimu tidak berharga?, kerdil, kecil.

Ini bukan soal skripsi, atau kompre yang aku jalani hari ini, bukaan. Tapi ini lebih kepada kekalahanku melawan ego.

Egoku tak terima, jika orang se "kosong" aku, menanggung status sarjana. Sebenarnya simalakama, aku memikirkan orang tua yang berharap (tanpa paksaan sama sekali, mereka jenis orang tua yang sangat menghargai pilihan) bisa lulus  tepat waktu. Dan egoku ingin, aku minimal memahami anggaplah 20% saja dari ilmu yang di ajarkan.

Aku merasa kalah. Menghianati diri sendiri dengan memaksakan berfikir, "toh lulus", ini menyenangkanku diluar, tapi menyakitiku di dalam, yang sakitnya akan aku tanggung seumur hidup. Siapa mampu?

Jadi ingat dua hal. Pertama soal kemenangam saat lomba, dan kedua, UN. Dulu aku pernah ikud lomba mading, yang tim kami menang. Namun, aku tau, dari kualitasnya harusnya kami tidak menang. Rasanya aku tidak terima dengan status menang itu, tapi jika protes, maka aku mengorbankan hak temanku se tim untuk senang. Maka ya, taulah rasanya, kecewa pada diri sendiri. Kedua UN, hari itu ada temanku yang mendapat kunci jawaban, dan nilainya bagus banget. Sedang nilaiku (insaalloh pakek otak sendiri) biasa aja. Tapi hatiku senangnya bukan main, karena aku puas dengan kemampuan yang aku punya. Rasa senangnya aku ingat hingga kini

Begitulah. Aku hanya ingin jujur pada diri sendiri. Mendapatkan apa yang sesuai dengan yang seharusnya. Karena mendapatkan nilai oke sedang kita tau kita tidak bisa itu, sakit.

Mungkin sekarang yang ada di pikiran orang adalah "kamu tidak tau bersyukur". Iya mungkin begitu, tapi siapa yang bisa menanggung rasa kecewa ini?. Bagaimana menjelaskan ini pada orang yang sudah puas dengan status "lulus"?

Comments

Popular posts from this blog

pengalaman mengurus surat keterangan bebas narkoba (SKBN).

Review : Serenade Biru Dinda

Mencari Jurnal di Universitas Brawijaya