Menunggu

Aku sudah menunggumu sekian lama, paling spesifik sejak jumat lalu, lebih luas lagi sejak empat tahun aku kuliah disini, dan lebih luas lagi, sejak seumur hidupku.
Sejujurnya ini bukan masa yang buruk, aku suka menanti, jadi sejujurnya menanti bukan suatu yang aku permasalahkan. Jika aku sudah menunggumu di dua puluh satu nyaris dua puluh dua tahun hidupku, apa masalahnya jika harus menunggu sehari dua hari lagi.
Sayangnya, sistem tidak begitu. Ia ketat dalam membatasi, tak besuk, tak lusa, maka tunggu saja tiga bulan lagi. Karenanya aku memilih menunggu sedikit lagi, dan sedikit lagi.
Aku suka menunggu, mengapa tidak untuk yang terbaik datang? Lagi, sekarang pertanyaannya. Apa iya memang yang di tunggu itu yang terbaik?

Comments

Popular posts from this blog

pengalaman mengurus surat keterangan bebas narkoba (SKBN).

Review : Serenade Biru Dinda

Mencari Jurnal di Universitas Brawijaya