Riska nisfu laili

Untuk sodaraku, yang malam ini menghabiskan waktu dengan bertanya tanya.

Jika kamu bertanya padaku kenapa perempuan harus begini harus begitu, mesti begini mesti begitu, aku juga tidak tau jawabnya, seringnya aku mendengar jawaban memang kodratnya begitu. Apa penjelasannya, lagi lagi yang muncul hanyalah sudah kodratnya begitu.

Tapi aku kira itu soal adat saja, dimana disini memang hidup perempuan akan banyak dilihat sebagai macak, masak, manak. Dan perempuan perempuan yang bertanya "mengapa begitu", pada akhirnya akan masuk kepusaran itu juga, sayangnya memang sudah jadi warisan nenek moyang dan adat kebiasaan, bukan selamanya akan begitu, tapi sekarang memang masih begitu

Atas nama adat dan atas nama "orang normal", kita sering berbicara ngawur tentang orang, menilai aneh dan salah tindakan orang, ya memang sudah auto set dari lahir, persepsi atas kebenaran di bangun hingga merasuk di alam bawah sadar, menjadikan parameter kebenaran persis apa yang kita terima, sayangnya kita jarang bertanya mengapa, dan terburu buru bilang orang aneh, alih alih unik.

Seperti dalam kasusku di label aneh karena berbicara dengan benda mati atau memilih duduk lesehan di lantai, atau dalam kasusmu yang di minta harus nikah dengan mantanmu atas nama mantanmu baik, atau dalam kasusku soal pendidikan, atau dalam kasusmu soal harus jadi baik. Kita sering lupa bertanya mengapa, seperti mengapa aku berbicara pada benda mati, pada hakikatnya setiap benda ciptaan Alloh adalah mahluk, yang tugasnya bertasbih padaNya, menyembahNya, tidak peduli benda itu "mati" atau "hidup", ingat riset ILMIAH soal air yang di beri "doa" baik, kristalnya jadi teratur dan indah, sedang yang di "cela" jadi tidak teratur, masih masih mau bilang aneh, atau memang malas bertanya?, atau dalam kasusmu, yang di "segerakan" menikah, padahal keluarga mantanmu tidak menerimamu dengan baik, jika ada yang bilang "yang menjalani pernikahan kan kamu, bukan keluarganya", lha justru karena kamu yang menjalani, makanya kamu menolak, begitu bukan?

Kepada temanku yang aku tidak bisa berkata langsung padamu soal jawaban jawabanku, karena kamu adalah salah satu perempuan hebat yang ada, sudah cukup memusingkan kata aneh itu, ini hidupmu, bukan karena kamu egois dan tidak memikirkan pendapat orang lain, tapi karena kamu tau, kamu tidak melanggar hukum positif maupun agama kok, yang kamu lakukan hanya melakukan apa yang menurutmu baik. Jadi ya sudah to?. Adat adalah adat, norma adalah norma, atau memang kamu akan menyerah untuk berfikir bebas dan memilih menjadi "orang normal"?

Pada akhirnya, memang kita tidak pernah tau apa yang kita lakukan, setiap hari kita terus berproses, menjadi individu yang sama dengan upgrade ke versi baru. Apa yang benar sekarang mungkin suatu saat nanti akan kita anggap salah, begitu juga sebaliknya, jadi tetap terima saja sarannya, walaupun kita lebih sering ngeyel. Kata orang, percaya bahwa kita benar bukanlah bukti bahwa kita memang benar, kita bisa saja salah dalam meyakini sesuatu, terlepas dari berapa banyak alasan dan waktu yang kita habiskan untuk memberikan alasan bahwa yang kita yakini itu benar.

Comments

Popular posts from this blog

pengalaman mengurus surat keterangan bebas narkoba (SKBN).

Review : Serenade Biru Dinda

Mencari Jurnal di Universitas Brawijaya