Sebuah sore dan Kecebong

Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah, tapi aku tak setuju. Terlebih sekarang, ketika melihat anak anak KKN bermain bola bersama adik adik kami di MI. Ini adalah nafas yang tenang bagiku. Seperti udara dingin yang menerpa wajah di sore hari.

Aku merindukan dulu itu, ketika waktu pagi menjadi semangat, karena saatnya bermain telah tiba. Masa anak anak itu berputar pelan di kepala seperti kaset usang yang di mainkan. Lagunya meng iringi seperti gesekan biola dengan ritme halus.

Ada banyak keajaiban di dunia ini. Melihat anak anak berteriak bebas aku jadi ingin ikut berlari di antaranya.

Aku ingin menyelam ke lautan terdalam, dan mendaki gunung tertinggi, bermimpi untuk terbang dan menuruni gua gua. Aku bermimpi untuk berlari secepat kilat dan menghilang seperti asap. Aku ingin menjadi A, menjadi B, menjadi apapun yang aku mau.

Umurku dua puluh dua sepetember nanti, dan masih tak satupun hayalan hayalan itu terwujud. Aku hanyalah orang yang masih memilih menjadi diri sendiri dengan segala keanehanku, ke ganjilanku dan ke ke yang lain. Aku hanyalah orang yang tak mau berpura pura menjadi seperti sesuatu dan menipu diri sendiri demi bisa menjadi bagian lingkaran orang lain, walaupun terkadang menjadi bunglon itu perlu, tapi menjadi penjilat aku tak mau.

Ada kalanya aku ingin membuka pintu dan berharap ada yang baik di baliknya, namun seringnya aku akan menemui hal yang sama dari waktu ke waktu. Benar, barangkali aku sulit membuka diri, makanya yang ku lihat akan melulu itu saja, aku belum mencoba membuka pintu pintu yang lain, sehingga tak tau apa yang ada di luar sana.

Aku masih akan bermimpi, dan aku bermimpi untuk bisa belajar jauh di luar sana, berharap menemukan banyak hal baru, dan mengembangkan sayap selebar lebarnya, lalu terbang kelangit.


Comments

Popular posts from this blog

pengalaman mengurus surat keterangan bebas narkoba (SKBN).

Review : Serenade Biru Dinda

Mencari Jurnal di Universitas Brawijaya