Thanks God: sweet and bitter life

Hay, sudah tanggal delapan ya, kurang empat hari lagi nih?, selesai ga hayoooo?

Selesai dong :D

 

Yes, this is me, orang yang menikmati proses dan percaya pada waktu. Aku percaya untuk setiap hal yang kita jalani pada akhirnya pasti akan berakhir. Yang baik maupun yang kurang baik. Makanya secara umum aku tidak begitu berat melepas sesuatu, tapi berat untuk menerima sesuatu, tau mengapa?

Jika kita melepas sesuatu, kita bias lupakan itu, paling tidak jika yang kita lepaskan bukanlah sesuatu yang menyakiti orang lain, kita bolehlah tenang. Lain jika kita menerima sesuatu. Jika kita menerima, dan itu adalah kebaikan maka secara umum aku merasa berkewajiban ‘membalas’, sangat sulit menanggunng itu. Jadi mau bagaiman a lagi kan ya, hidup adalah menerima dan memberi juga kan?

 

Aku mau bercerita mengenai hari ini, hari yang hebat kok.

Dimulai pukul 00.00 ya, jadi pasti jam segitu aku lekas tidur, dari history hape, aku terakhir nulis jam 23.38, jadi habis itu aku pasti masih cuci muka dan sikat gigi, artinya anggaplah jam 00.00 aku lekas tidur. Sesuai niatan untuk shalat tahajud, aku set alarm jam 02.44, namun jam 2.30 amry sudah mmbangunkan. So I am wake up at that’s moment. Setelah berguling guling beberapa waktu aku akhirnya bangun juga. Shalat, dan sahur.

Masih ada jeda waktu, then aku tidur lagi deh hahah, sayangnya aku telat solat subuh, masa iya jam lima baru bangun sih, bangunin dong wkwkkw. Abis sholat subuh kebiasaan jelek nih aku tidur lagi, bangun jam delapan, masih guling guling juga, baru jam sepuluh mandi dan abis nya itu sholat duha. Eh iya, aku mimpi pak didik dating kerumah, nanyain ini skripsiku apa kabar wkwkkw, segitunya. Hahha

Jam sebelasan aku jalan ke kampus, selain udah waktunya berangkat, aku ada janji sama kikyo, sekaligus ada praktikum, padahal jam sepuluh aku ada janji sama mas Im, aku yang butuh juga, aku yang ga dateng, paraahh hahaha.

Sampai di kampus, ya udah sisten kaya biasa, kemudian ngoreksi, dan ngadep computer sampek kira kira ashar. Dan pak didik menanyakan data masing masing. Duuuhh, sedihnya.

Iya aku nangis di mushala, but alloh maha baik padaku, dalam keadaan begitu di mushala aku ketemu dini, dan sama dini di bisiki, setelah kesulitan ada kemudahan, setelah kesulitan ada kemudihan, perbanyak instigfar, I don’t know how, tapi memang ini menennagkanku. Alhamdulillah ya Rob. Selain itu aku chat mbak, seperti biasa, keluargaku ga pernah menekanku untuk menjadi seperti apa. Mereka mendukungku, just the way Iam. Lalu aku kan post di media social, line sih sebenarnya, dan roby menengkanku juga. Maha suci Alloh yang selalu menjagaku setiap waktu.

Habis itu ya udah, semakin mudah. Alhamdulillah. Semoga Alloh meridhaiku dan memberikan berkah amin

Comments

Popular posts from this blog

pengalaman mengurus surat keterangan bebas narkoba (SKBN).

Review : Serenade Biru Dinda

Mencari Jurnal di Universitas Brawijaya